Sri Mulyani ingin kembali ke akar dalam perekonomian daerah

Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan bahwa kegiatan kembali ke negara akan lebih besar dari tahun lalu, sehingga dampaknya terhadap ekonomi diperkirakan akan lebih besar.

Jakarta, Posmetro Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap ritual mudik Lebaran bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi, baik di daerah maupun secara nasional pada tahun ini. Menurut dia, aktivitas mudik tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu, sehingga dampaknya terhadap ekonomi diperkirakan lebih besar.

Sri Mulyani menjelaskan harapannya bukanlah ‘pepesan kosong’. Pasalnya, kegiatan mudik mendorong geliat ekonomi di sepanjang rute mudik. Ia mencontohkan, ketika masyarakat memutuskan mudik melalui tol, maka permintaan terhadap restoran di area peristirahatan alias rest area tentu meningkat.

Ketika aktivitas perdagangan di rest area meningkat, maka hal tersebut akan memberikan sumbangan ke penerimaan daerah. Kalkulasi akhirnya, tentu akan pula memberi kontribusi ke kantong negara.

“Apalagi mereka menyampaikan tidak ada kemacetan, jadi mereka cukup punya waktu untuk konsumsi dan bersilaturahmi. Dampaknya, denyut ekonomi diharapkan mulai terjadi sampai seminggu ke depan,” ujar Sri Mulyani di rumah dinasnya di Jakarta, Rabu (5/6).

Lihat juga: Menperin Sebut Manufaktur RI Kian Menggeliat

Menurut Sri Mulyani, ritual pengembalian berdampak pada kesetaraan ekonomi di Jawa, tetapi di semua tingkatan.

“Ini tidak terjadi di Jawa hanya karena banyak bepergian di Jawa. Tetapi saya melihat bahwa ini tercermin di daerah lain,” tambahnya.

Selain itu, menurutnya, dampak pemukiman kembali pada pertumbuhan ekonomi pada awalnya akan menghasilkan peningkatan konsumsi rumah tangga. Dia memperkirakan bahwa kinerja indikator ini akan cerah di kuartal kedua karena ada kontribusi lain untuk pertumbuhan dari Ramadhan. Idul Fitri dan pemilihan 2019.

Selain itu, kontribusinya terhadap konsumsi bisa lebih tinggi karena tingkat Indeks Harga Konsumen (CPI) memiliki inflasi yang masih terpelihara dengan baik, yaitu tidak melebihi 3,5. % secara tahunan.

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa dampak pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pada kuartal kedua 2019 juga bisa lebih besar karena kontribusi indikator investasi. Sri Mulyani mengatakan pengembalian investasi bisa lebih tinggi pada kuartal kedua, karena Indonesia baru saja melihat peningkatan daya saing utang dan peringkat kredit.

Lihat juga: Tiket pesawat Rp 21 juta, Menteri Perhubungan meminta Garuda untuk memberi saran kepada Traveloka

Peringkat daya saing Indonesia telah meningkat dari pos 48 di 2108 ke posisi 32 di 2019. Peningkatan peringkat baru-baru ini disebabkan oleh International Institute of Management (IMD).

Peningkatan peringkat kredit untuk utang Indonesia juga dikaitkan dengan Standard & Poor’s (S&P), yang pantas berada di atas tingkat yang sesuai. tahu tingkat investasi. Meskipun demikian, belum dapat memperkirakan skala investasi yang dapat dilakukan Indonesia.

Secara keseluruhan, Sri Mulyani agak optimis bahwa pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,2 persen pada kuartal kedua 2019. Ia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3 persen tahun ini.

“Satu-satunya tantangan adalah ekspor dan neraca transaksi berjalan (pengurangan defisit transaksi berjalan),” katanya.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *