Imigran Muslim Disalahkan Dalam Penembakan Selandia Baru

Imigran Muslim
Imigran Muslim Disalahkan dalam Penembakan Selandia Baru Polisi saat menjaga kawasan penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Jakarta, Posmetro Indonesia – Penembakan brutal di 2 masjid di Kota Christchurch, Selandia, Jumat (15/3) menewaskan puluhan orang. Senator sayap kanan Selandia Baru, Fraser Anning, menyalahkan kaum imigran Muslim yang berdatangan ke negaranya.

“Penyebab pertumpahan darah di Christchurch ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim untuk berimigrasi ke Selandia Baru,” ujar Anning dalam sebuah pernyataan tertulis, mengutip Washington  Post.

Ucapan itu muncul seturut melimpahnya aksi terorisme yang dilancarkan oleh kaum Muslim di sejumlah negara dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Lihat juga: Tubuh WNI Korban Penembakan Masjid Christchurch penuh luka

“Mereka yang menjadi korban hari ini [dalam insiden penembakan masjid di Christchurch], adalah mereka yang biasa menjadi pelaku [aksi teror],” kata Anning.

Meski tidak diungkapkan secara eksplisit, tapi komentar Anning menyiratkan bahwa insiden yang terjadi hari ini adalah dampak dari tindakan kaum Muslim di beberapa tempat lain.

Kendati demikian, Anning tetap mengaku menentang segala bentuk kekerasan. Dia turut mengutuk insiden tersebut.

Komentar Anning direspons oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Dia mengutuk komentar Anning dan menganggap pandangan tersebut tidak memiliki tempat di Australia.

Lihat juga: Kisah Menegangkan Saksi Penembakan Masjid Selandia Baru

“Selandia Baru, seperti Australia, adalah rumah bagi orang-orang dari semua agama, budaya, dan latar belakang. Sama sekali tidak ada tempat di kedua negara ini untuk kebencian dan intoleransi. Kami mengutuk aksi kekerasan ini,” tulis Morrison dalam cuitan di akun Twitter-nya.

Manifesto Sayap Kanan Sang Penembak

Pelaku penembakan di  2 masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru. Merilis dokumen manifesto yang menjelaskan motif di balik keputusannya untuk melancarkan serangan teror.

Mengutip AFP, manifesto berjudul “The Great Replacement” setebal 74 halaman itu mengulangi teori konspirasi sayap kanan populer tentang bagaimana orang kulit Eropa secara sengaja digantikan oleh imigran non-kulit putih.

Manifesto itu menggemakan buku karya penulis Prancis, Renaud Camus, yang mempopulerkan gagasan ‘white genocide’. 

Lihat juga: Facebook Hapus Video Penembakan Masjid Di Selandia Baru

Manifesto itu juga mengambil inspirasi dari para ekstremis sayap kanan lainnya, termasuk pembunuhan rasial di Norwegia yang merengut 77 nyawa pada 2011. Pembunuhan itu dilakukan oleh Anders Behrinh Breivik yang termotivasi oleh kebenciannya terhadap multikulturalisme.

Dalam manifestonya, pria yang diketahui bernama Brendon Tarrant itu juga mencatat nama Oswald Mosley, seorang pemimpin fasis pertama di Inggris pada 1930-an. Tarrant juga merupakan seorang pendukung Presiden AS Donald Trump yang digambarkannya sebagai simbol kulit putih di zaman kiwari.

Tarrant merencanakan serangan tersebut selama 2 tahun dan memilih Christchurch sebagai lokasi penyerangan pada 3 bulan lalu.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *