Kisah Mengerikan Tentang Pembantaian Etnis di Papua Nugini

Papua Nugini

Penduduk Desa Munima dan Karida di Papua Nugini (PNG) tentu merasakan suasana tegang ketika pembantaian terjadi di rumah mereka. Selain itu, anak-anak dan perempuan tampaknya menjadi target para pelaku pembantaian.

Ya, pembantaian terjadi di desa Munima dan Karida, yang memasuki wilayah Tagali di provinsi Hela dari 7 hingga 8 Juli, beberapa hari yang lalu. Total jumlah korban yang dikorbankan pun tidak sedikit, yakni 23 orang.

Pembantaian pertama terjadi di kota Munima. Tujuh warga desa Munima, empat pria dan tiga wanita tewas.

Sehari kemudian, pembantaian terjadi di Desa Karida. Pembantaian di kota yang dikenal sebagai Dataran Tinggi mungkin yang paling mengerikan.

Lihat juga; Hujan Lebat Di Spanyol Memicu Banjir Dan Menelan Korban

Para pembunuh Desa Karida tampaknya benar-benar kehilangan kesadaran. Sebab, dari total 16 orang yang meninggal, dua di antaranya adalah wanita yang sedang hamil.

Diyakini bahwa pembantaian di kedua desa itu adalah bagian dari perang antar etnis yang telah berlangsung selama 20 tahun. Perang itu melibatkan banyak klan.

Gubernur provinsi Hela, Philip Undialu, telah menyatakan belasungkawa atas insiden tersebut. Undialu mengatakan bahwa tindakan kekerasan antaretnis sangat jarang terjadi di wilayah tersebut.

“Kami belum pernah mendengar bentrokan antar suku yang terjadi di daerah ini, ini adalah bentrokan yang terjadi di tempat lain, sesuatu yang tidak terduga sebelumnya,” kata Undialu.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *