Anies Curiga Truk di JORR Bikin Polusi, Jasa Marga Buka Data

Anies
Posmetrindo.me — Petugas kepolisian saat mengatur lalu lintas di depan pintu masuk tol Cikarang, Jakarta, 8 Juni 2017. Polda Metro Jaya mendirikan empat pos di sepanjang jalan Tol Jakarta-Bekasi termasuk pos pada KM 11 yang menjadi titik kemacetan arus lalu lintas karena merupakan pertemuan arus dari Samper dan JORR.

“Kecil sekali jika dibandingkan dengan golongan I,” kata Irra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 31 Juli 2019. Sepanjang Juni 2019 misalnya, persentase kendaraan non-golongan I yang lewat hanya 8,25 persen. Jumlah ini bahkan merupakan yang terendah sepanjang 2019.

Sisanya, tol JORR diisi oleh golongan I sebesar 91,75 persen. Artinya, jumlah kendaraan golongan I yang lewat di Tol JORR Pada Juni 2019 merupakan titik tertinggi sepanjang tahun ini. Data ini dikumpulkan oleh Jasa Marga di seluruh ruas Tol JORR yang mereka kelola, diluar Tol JORR Seksi S dan Tol Ulujami-Pondok Aren.

Golongan I merupakan kelompok kendaraan yang biasa digunakan oleh pribadi seperti sedan, jip, pick up atau truk kecil, dan bus. Sementara, non golongan I terdiri dari kendaraan berat dari mulai golongan II untuk truk gandar dua, hingga golongan V untuk truk gandar lima.

Lihat Juga: Tangkuban Parahu Mereda, Masyarakat Diminta Tetap Jauhi Kawah

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencurigai salah satu penyebab buruknya kualitas udara Jakarta adalah akibat aktivitas kendaraan berat yang menumpuk di Tol JORR. “Salah satu kecurigaan kami ada kepadatan kendaraan berat di jalan JORR pada malam hari,” kata Anies di Cilincing, Jakarta Utara, Senin, 29 Juli 2019.

Oleh karena itu, Anies mengatakan akan berkoordinasi dengan pengelola tol terkait temuan itu. Selain itu, DKI akan memeriksa uji emisi kendaraan yang melintas di tol.”Nanti kami pastikan apakah kendaraan yang memasuki wilayah JORR itu memenuhi uji emisi agar tidak menimbulkan masalah,” kata Anies.

Rencana ini disampaikan menyusul kualitas udara Jakarta yang kembali menjadi terburuk atau tidak sehat se-dunia pada Senin pagi, 29 Juli 2019. Berdasarkan data Air Visual, situs penyedia data kualitas udara, indeks kualitas udara Jakarta ada di angka 188 yang berarti tidak sehat. Sebelumnya, AirVisual pada 26 Juni lalu mencatat indeks kualitas Jakarta di angka 206 yang artinya sangat tidak sehat.

Meski demikian, Jasa Marga memastikan akan mendukung upaya pemerintah untuk menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta. Termasuk, dengan menegakkan aturan hukum tentang persyaratan ambang batas emisi gas buang. Untuk merealisasikan hal tersebut, kata Irra, tentunya harus didukung kerja sama antara semua pihak terkait.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *