Disebut sebagai korban tewas pada 22 Mei, wanita melaporkan polisi

Korban Tewas 22 Mei
Seorang wanita lapor polisi setelah fotonya dijadikan sebagai bahan hoax terkait aksi 22 Mei

Wanita melaporkan polisi setelah fotonya digunakan sebagai tipuan sehubungan dengan aksi 22 Mei

Foto ‘Margaretha Nainggolan‘ tiba-tiba menjadi viral setelah kematiannya dalam aksi pada 22 Mei. Ternyata berita itu hanya bohong setelah wanita di foto itu, yang bernama asli Febina Priscila, melaporkan ke Kantor Polisi Tangerang Selatan bahwa dia telah mengeluh tentang penggunaan foto dirinya yang meninggal dalam aksi 22 Mei.

Menurut Detik.com (24/05/2019), informasi tentang “kematian” Febina disiarkan melalui media sosial Twitter ke akun @ Sabilussalam2. Dikabarkan bahwa Margaretha Nainggolan meninggal setelah menghirup gas air mata dalam memperjuangkan keadilan setelah persidangan 22 Mei.

Lihat juga: Polisi Selidiki Running Text SPBU di Medan yang Hina Jokowi

1. Margaretha Nainggolan digambarkan sebagai seorang Katolik yang mencari keadilan 

Margaretha Nainggolan
Margaretha Nainggolan digambarkan sebagai seorang katholik yang ikut mencari keadilan

Foto yang beredar adalah viral di media sosial pada hari Rabu 23/5 jam 14:24 pagi.

“RIP … Selamat tinggal teman Margaretha Nainggolan, tenanglah di surgamu … Terima kasih atas perjuanganmu untuk kita semua, bahkan jika kita memiliki keyakinan berbeda dalam membela keadilan … Meninggal kemarin pukul 07:15 pada tanggal jalan ke rumah sakit karena gas air mata, “kata @ Sabilussalam2.

Akun Twitter juga merilis foto seorang wanita berpakaian hitam di peluitnya. Tetapi sosok itu bukan ‘Margaretha’, melainkan Febina Priscila.

Nama Margaretha Nainggolan akan memiliki putra berusia empat tahun. Namanya juga menjadi topik hangat di Twitter.

Lihat juga: Kasus Bowo Sidik, KPK Limpahkan Manajer Humpuss ke JPU

2. Lakukan percakapan palsu di WhatsApp antara ‘Margaretha’ dan seorang teman

Percakapan Whatsapp
Percakapan Whatsapp antara Margaretha dan temannya

Bukan hanya gambar yang beredar, tetapi penyebaran tipu daya juga menunjukkan perbualan WhatsApp WhatsApp antara ‘Margaretha’ dan rakan.

Perbualan palsu menunjukkan bahawa “Margaretha” meminjam pakaian syar’i dan tudung apabila “Margaretha” digambarkan sebagai Katolik. Margaretha adalah seorang peguam yang mahu mempertahankan keadilan.

Apa yang lebih mengerikan dalam kandungan perbualan palsu ialah “Margaretha” menyatakan kemahuannya jika dia jatuh dalam pembelaan keadilan dan meminta kawannya untuk membacakan hukuman yang disebut.

Lihat juga: Diberi Iming-iming Perlindungan, 53 Napi Langkat Masih Buron

Tipuan baru ini adalah topik hangat di Twitter dan media sosial lainnya. Pengguna internet puas mempercayai dengan me-retweet atau mengunggah ulang ke akun jejaring sosial mereka.

“Jalan Mujahidah shbt fisabililah Margaretha Nainggolan, meninggal 22-5 / 2019, 7:05 petang di Republik Rusia kerana gas pemedih mata, di barisan hadapan platun 34 tahun (anak 4 tahun) terima kasih atas perjuangan kamu untuk kita semua. Adakah iman kita berbeza? #DroppedJokowi “, tulis

3. Febina Priscila melaporkan tipuan karena menggunakan fotonya ke polisi

Febina Priscila
Febina Priscila muncul di Kantor Polisi Tangerang Selatan

Mengetahui bahwa fotonya telah digunakan sebagai tipuan, Febina Priscila segera melaporkan situasinya ke Kantor Polisi Tangerang Selatan karena dia merasa tidak nyaman dan terluka. Dalam laporannya di Tribunnews.com (24/5), Alexander Yurikho, petugas yang bertanggung jawab atas investigasi kriminal yang tak terlihat, mengkonfirmasi laporan tersebut.

Lihat juga: Diperiksa 10 Jam, Amien Rais Sebut ‘People Power’ Konstitusional

“Sebagai sebuah komunitas, Febina Priscila merasa tidak nyaman dengan fotonya yang digunakan di media sosial dan beberapa media online, mengklaim bahwa nama-nama yang relevan akan mati karena gas air mata pada peristiwa 22 Mei 2019.” AKP Alexander menjelaskan.

AKP Alexander juga menjelaskan bahwa partainya akan berkoordinasi dengan Ditrekimsum Polda Metro Jaya Cybercrime Branch untuk melakukan penelitian terkait akun sosial yang menjadi berita utama.

Di akun YouTube Kompleks Polisi Tangsel, Febina membuat pernyataan resmi tentang tipuan yang menggunakan fotonya.

“Saya ingin mengklarifikasi kematian Margaretha Nainggolan di media sosial dan online. Saya Febina Priscila, saya seorang ibu rumah tangga dan saya memuji Tuhan untuk hidupnya dan saya mengeluh tentang menggunakan foto saya tanpa izin dan tidak benar dalam laporan media sosial di Kantor Polisi Tangsel” kata Febina dalam video.

Tipuan baru telah muncul terkait aksi 22 Mei. Akibatnya, Menteri Komunikasi dan Informasi membatasi penggunaan media sosial untuk mencegah penyebaran tipuan. Untuk alasan ini, sangat disarankan agar pengguna media sosial tidak segera percaya atau berbagi informasi yang belum tentu kebenarannya.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *