Jakarta, Posmetro Indonesia – Menteri Koordinasi Kelautan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dia bingung karena masih ada partai yang selalu menganggap Presiden Joko Widodo atau temannya Jokowi sebagai sosok yang belum memutuskan.
Padahal, kata Luhut, Jokowi bukanlah tipe pemimpin yang bisa diajak bermain. Bahkan Jokowi di mata Luhut adalah orang dengan kemauan yang kuat dan selalu fokus pada posisi dan keinginannya.
“Orang-orang melihat bahwa Pak Jokowi tidak tegas, Tuan Jokowi bukan tipe yang bisa dimainkan, dan jika dia fokus pada pikirannya dan pasti akan melakukannya, kami bekerja seperti itu sekarang. “kata Luhut. ketika dia ditemukan di kediamannya di kawasan Mega Kuningan Barat, selatan Jakarta, Kamis (30/5).
Lihat juga: Koordinator Massa Aksi 22 Mei Tenangkan Massa yang Lempari Polisi
Pada kesempatan ini, Luhut juga memperingatkan beberapa pihak yang selalu menganggap Jokowi sebagai sosok yang tak tergoyahkan untuk tetap waspada.
Dia mengatakan bahwa fakta bahwa mantan gubernur DKI Jakarta berperilaku seperti warga negara yang sendirian dan sopan dan bahwa penampilannya manis tidak berarti bahwa Jokowi tidak dapat membuat orang lain khawatir.
“Jadi, jangan membuat persepsi siapa pun saat orang itu menonton karena dia (Jokowi) terlihat seperti orang Solo, terlihat manis, jadi tidak bisakah kamu membuat masalah menjadi rumit? “Kata Luhut.
Pada kesempatan ini, Luhut juga berbicara tentang hubungan antara Jokowi dan Prabowo. Menurutnya, dua kepribadian yang juga saingan dalam pemilihan presiden 2019 saling menghormati.
Bahkan Jokowi, kata Luhut, dulu menyebut Prabowo “Mas”.
“Pak Jokowi dan Pak Prabowo sangat hormat, dia selalu memanggil Mas Prabowo, dan Mas Prabowo lebih sering, dia hormati,” kata Luhut.
Lihat juga: Ada Aksi di Bawaslu, Polisi Tutup Jalan Thamrin 22 Mei
Mengenai pertemuan dua kepribadian ini, Luhut secara pribadi mengakui bahwa itu memang perlu. Ini untuk mengurangi keresahan yang telah terjadi di masyarakat.
Karena dia mengatakan bahwa jika dua kepribadian bertemu. Orang-orang di bawah yang berkonflik untuk pilihan yang berbeda akan melihat ini sebagai peluang untuk perdamaian.
“Saya pikir (pertemuan) mengatakan kepada komunitas kami bahwa dua kepribadian ini. Jika mereka bertemu dan jika pendukung mereka tidak perlu marah, tidak akan begitu antusias untuk menilai,” dia menyatakan.
“Jika Pak Jokowi telah mengatakan berkali-kali untuknya. Dengan semua orang siap untuk berkomunikasi, maka saya pikir itu hanya masalah waktu,” kata Luhut.