Pemerintah RI Mendesak Belanda Adil pada Minyak Sawit

Ilustrasi minyak sawit.
Ilustrasi minyak sawit.

Jakarta, Posmetro Indonesia — Pemerintah RI mendesak Parlemen Belanda untuk memberi perlakuan yang adil terhadap komoditas kelapa sawit di Eropa. Pernyataan itu menanggapi larangan penggunaan minyak sawit untuk biofuel pada 2030 oleh Uni Eropa karena dinilai minyak nabati yang tidak berkelanjutan.

Dari aspek perdagangan, kelapa sawit merupakan komoditas penting bagi eskpor Indonesia, termasuk ke Belanda. Pasalnya, menurut dia, lebih dari 20% ekspor Indonesia ke Belanda saat ini didominasi oleh produk kelapa sawit.

Hal itu disampaikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda I Gusti A. Wesaka Puja dalam diskusi terbuka yang diselenggarakan Komite Perdagangan Luar Negeri Parlemen Belanda baru-baru ini.

Diskusi ini bertujuan untuk mendorong potensi dan peluang peningkatan kerja sama ekonomi perdagangan Belanda dan mitra-mitranya, termasuk Indonesia.

Lihat juga: Dividen BCA Rp4,6 T Bikin Kantong Duo Hartono Tambah Gendut

Menurut Puja, perlakuan yang adil terhadap kelapa sawit di antara produk minyak nabati lain merupakan bentuk dukungan atas prinsip perdagangan bebas yang terbuka, berbasis aturan, adik, inklusif dan bersandar pada prinsip pembangunan berkelanjutan.

“Kelapa sawit merupakan produk yang signifikan berkontribusi pada perekonomian Indonesia, termasuk upaya percapaian targeet Sustainable Development Goals,” kata Puja dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4).

Hal itu termasuk pengentasan kemiskinan, peningkatan akses ke pendidikan dan pemberian lapangan kerja. Dia mengklaim bahwa lebih dari 17 juta penduduk menggantungkan hidup pada industri kelapa sawit, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lihat juga: Kronologi Uniqlo Soal Tuntutan Upah Buruh di Indonesia

Puja menyampaikan pemerintah bukan saja berfokus pada aspek ekonomi kelapa sawit, tetapi juga aspek konservasi alam dan lingkungan. Hal itu termasuk kebijakan moratorium dan peningkatan kualitas bibit untuk mendorong keberlanjutan serta produktivitas kelapa sawit, khususnya untuk petani kecil.

Dia mengungkapkan solusi yang tepat ialah mendorong penggunaan kelapa sawit yang berkelanjutan.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *