Tag: Gerindra

PDIP Tunggu Undangan Resmi Rakernas Gerindra Buat Megawati

PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Jakarta, Posmetro Indonesia – Ketua DPP PDIP Ahmad Besarah mengaku pihaknya masih menunggu undangan resmi buat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menghadiri ke rapat kerja nasional (Rakernas) Gerindra yang akan digelar bulan depan.

“Undangan aja belum sampai, kita masih menunggu undangan untuk Bu Mega,” kata Basarah di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/8).

Lihat juga: Ketum Muhammadiyah Kritik Elite Politik Berebut Jatah Jabatan

Sebelumnya, Mega disebutkan akan diundang Gerindra untuk hadir dalam Rakernas pada 21 September 2019 yang akan digelar di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Basarah mengatakan Megawati pasti akan merespon apabila undangan resmi Rakernas itu sudah diterimanya dengan baik.

“InsyaAllah nanti setelah kita terima undangan, kita akan sampaikan sikap Bu Mega terhadap undangan itu,” kata Basarah.

PDIP
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah.
Lihat juga: Anies Tak Sadar DKI Sudah Satu Tahun Tak Punya Wagub

Sebelumnya, PDIP sudah mengundang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk menghadiri Kongres V parpol tersebut yang digelar di Bali pada pekan lalu.

Kehadiran Prabowo di Bali itu sendiri merupakan buah dari ajakan Megawati saat mantan Danjen Kopassus itu melawat ke rumahnya pada 24 Juli 2019.

Secara terpisah, Politikus Gerindra, Andre Rosiade, menyatakan wajar jika partainya mengundang Megawati ke rakernas Gerindra. Pasalnya, Megawati juga telah lebih dulu mengundang Prabowo ke Kongres PDIP.

“Kami mengundang Bu Mega sebagai undangan balasan. Sebab, Pak Prabowo diundang pada Kongres PDI Perjuangan di Bali kemarin,” kata Andre di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/8).

Mantan Jubir BPN Prabowo-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019 itu enggan membicarakan soal langkah parpolnya terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin kelak. Pria berkacamata itu menegaskan sikap itu akan diputuskan dalam rakernas mendatang.

Hadiri Kongres PDIP Prabowo Ditemani Dua Elite Gerindra

PDIP
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menghadiri Kongres PDIP ditemani waketum Edhy Prabowo dan Sugiono.

Jakarta, Posmetro Indonesia – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ditemani 2 elite partai Gerindra menghadiri Kongres PDIP ke-V di Bali. Mereka adalah Wakil Ketua Umum Edhy Prabowo dan Wakil Ketua Umum Sugiono.

Hal itu dituturkan Wakil Ketua Umum Sufmi Dasco Ahmad. Dia menyebut Prabowo sudah berangkat menuju Bali pada Rabu siang tadi (7/8).

“[bersama] Waketum Edhy Prabowo dan Waketum Sugiono,” ucap Dasco melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (7/8).

Edhy Prabowo, yang menemani Prabowo, merupakan kawan dekat Prabowo sejak lama. Dia juga menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR Periode 2014-2019.

Lihat juga: PDI dan Megawati Turut Berduka atas Wafatnya KH Maimun Zubair

Sumber CNN yang merupakan petinggi Gerindra mengatakan bahwa Edhy merupakan kader partainya yang berpotensi menjadi menteri di pemerintahan selanjutnya. Dia menceritakan itu pada pekan lalu bersama dua asisten pribadi Prabowo di suatu hotel bilangan Senayan, Jakarta.

Bahkan, sumber CNN itu mengklaim Presiden Jokowi  sendiri yang meminta Edhy menjadi Menteri Pertanian. Prabowo sempat heran mengapa Jokowi langsung meminta Edhy.

“Ed, Ed, kamu ini ada kongkalikong apa? Masa nama kamu disebut Pak Jokowi,” ucap dia menirukan guyon Prabowo saat bertanya kepada Edhy beberapa pekan lalu.

Selain Edhy, Prabowo juga ditemani Sugiono menghadiri Kongres PDIP di Bali. Sugiono bukan orang baru di Gerindra.

Dia termasuk orang yang berada di lingkaran utama Prabowo. Sugiono hampir selalu ada di setiap kegiatan yang dihadiri Prabowo.

Lihat juga: Jika Gabung Jokowi, Amien Rais Sebut PAN Gadaikan ‘Akidah’

Sugiono sendiri adalah mantan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dengan pangkat terakhir Letnan Satu. Sempat menempuh studi di Norwich University, Amerika Serikat. Dia juga sudah memiliki gelar magister ekonomi dari salah satu universitas di Jerman.

Sebelumnya, juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak sudah mengonfirmasi capres 2014 dan 2019 itu bakal memenuhi undangan untuk hadir di Kongres PDIP di Bali. Bahkan, PDIP sendiri mengklaim memberikan undangan khusus kepada Prabowo.

“Yang kita undang adalah partai Koalisi Indonesia Kerja dan Pak Prabowo diundang secara khusus oleh Ibu Megawati Soekarnoputri pada saat pertemuan di rumah beliau,” tutur Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Gerindra Sebut Pertemuan Megawati-Prabowo Tidak Membahas Kabinet

Gerindra
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jakarta, Rabu (24/7).

Jakarta, Posmetro Indonesia – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono memastikan tidak ada pembahasan terkait kabinet dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Ketum Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Menurutnya, Megawati menghormati Joko Widodo sebagai pemilik hak prerogatif dalam menentukan susunan kabinet di pemerintahan mendatang.

Lihat juga: Menkumham Sebut Amnesti Baiq Nuril Sesuai Nawacita Jokowi

“Megawati pasti akan menghormati posisi Jokowi sebagai presiden yang memiliki hak prerogatif soal kabinet. Jadi dipastikan pertemuan antara Prabowo dan Megawati tidak membicarakan soal kabinet,” kata Ferry lewat pesan singkat kepada CNN, Rabu (24/7).

Dia menyampaikan pertemuan antara Megawati dengan Prabowo harus dimaknai sebagai upaya membangun upaya rekonsiliasi pascapertemuan Prabowo dengan Jokowi pada Sabtu (13/7).

Menurutnya, pertemuan yang berlangsung di kediaman Megawati Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat itu tidak terkait dengan upaya power sharing atau bagi-bagi jabatan menteri.

Lihat juga: PPP Berharap Untuk Mendapatkan 2 Kursi Menteri dari Jokowi

Ferry melanjutkan, pertemuan tersebut juga diperlukan Prabowo mengingat Megawati merupakan ketua umum dari partai politik pengusung utama Jokowi di Pilpres 2019 lalu.

Dia menilai, pertemuan dengan Megawati itu akan semakin baik bila Prabowo menemui pemimpin partai politik lain di koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin dalam kesempatan selanjutnya.

“Rasanya juga sangat baik apabila Prabowo pada kesempatan berikutnya bisa bertemu dengan pimpinan partai koalisi pendukung Jokowi yang lainnya,” katanya.

Megawati menggelar pertemuan dengan Prabowo di kediamannya Rabu (24/7) siang. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat rukun usai Pilpres 2019. Kesepakatan terjalin sambil menyantap nasi goreng buatan Megawati.

Gerindra Usul Masa Jabatan Presiden 7 Tahun, Satu Periode

Ketua DPP Gerindra
Ketua DPP Gerindra, Andre Rosiade mengusulkan presiden menjabat selama tujuh tahun namun cukup satu periode.

Jakarta, Posmetro Indonesia — Ketua DPP Partai Gerindra. Andre Rosiade mengusulkan agar masa jabatan presiden Indonesia diubah menjadi tujuh tahun dan tak bisa dipilih lagi pada periode selanjutnya. 

Hal itu ia usulkan agar presiden Indonesia tak menyelewengkan instrumen kekuasaan yang dimilikinya untuk menguatkan posisinya dalam proses penyelenggaraan Pemilu.

“Ke depan mari kita buka wacana baru bahwa Indonesia butuh presiden. Cukup satu periode dengan 7 tahun,” kata Andre saat menghadiri sebuah diskusi di Menteng, Jakarta, Sabtu (27/4).

Lebih lanjut, Andre menyatakan usulan ini perlu diperhatikan oleh pemerintah. Hal itu bertujuan agar tak ada lagi presiden petahana yang menggunaan kekuasaannya demi tujuan politik terpilih kembali di pemilu periode kedua.

“Evaluasi pemilu ini sekaligus kita harus mengevaluasi, jangan sampai ada petahana yang ingin mempertahankan kekuasaannya terindikasi mempergunakan seluruh sumber daya,” kata dia.

Lihat juga: KPK Periksa Khofifah soal Rekomendasi Kakanwil Kemenag Jatim

Melalui sistem tersebut, Andre menyatakan tak akan ada presiden yang memanfaatkan kekuasaannya untuk mempertahankan kursi presiden di pemilu berikutnya. Ia menilai presiden terpilih dipastikan dapat bekerja pada janji yang telah diberikan kepada masyarakat saat kampanye 

“Setelah mereka dilantik, mereka tidak berpikir untuk bagaimana mempertahankan kekuasaannya. Tetapi bekerja sungguh-sungguh memenuhi janjinya pada masyarakatnya,” kata dia.

Selain itu, Andre melihat dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2019 ini terdapat banyak indikasi kecurangan yang dilakukan pihak petahana. Ia menyebut salah satu contoh kecilnya adalah mobilisasi aparat negara untuk kemenangan di Pilpres.

“Ada indikasi kapolda memanggil caleg untuk jangan memasang foto Pak Prabowo, ada indikasi Kapolda memanggil tokoh masyarakat untuk memenangkan Pak Jokowi, ada indikasi juga aparat memanggil bupati dan wali kota untuk memenangkan petahana,” kata dia.

Lihat juga: Sandiaga Kembali Konsolidasi dengan Relawan

“Itu penting, sehingga dia tidak perlu mengkonsolidasikan kapolda, kabinda, kajati, KSAD, Panglima TNI, dan instrumen lainnya untuk memperkuat kekuasaannya. Tapi bekerja untuk rakyatnya,” tambah dia.

Tak hanya Andre, Politikus PPP Syaifullah Tamliha sebelumnya pernah mengusulkan agar masa jabatan presiden Indonesia diubah cukup satu periode dengan masa jabatan delapan tahun.

Hal itu ia usulkan agar presiden Indonesia bisa menyelesaikan semua janji serta program yang tertuang dalam visi dan misinya di pemilihan presiden.

“Ada pemikiran di internal kami bahwa bagaimana pemilihan presiden ini jabatannya tidak lagi 2 kali. Tapi 8 tahun dan dia tidak boleh menjadi calon, agar program itu tuntas,” kata Tamliha di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Jumat (1/3).

Kerabat Prabowo Ditangkap Polisi Diduga Skimming BCA

BCA

Jakarta, Posmetro Indonesia Polda Metro Jaya meringkus kerabat calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, RP. RP yang merupakan salah satu pengurus di Tunas Indonesia Raya (Tidar), organisasi pemuda Partai Gerindra, ditangkap atas dugaan pembobolan uang atau skimming BCA dengan kerugian Rp300 juta.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono membenarkan informasi penangkapan itu.

“Polisi memang menangani kasus dugaan pencurian dan atau mengakses sistem milik orang lain/skimming sesuai dengan Laporan Polisi tanggal 11 Februari 2019. Korban salah satu bank swasta,” kata Argo kepada CNN, Minggu (17/3).

Menurut Argo, RP ditangkap di bilangan Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan pada 26 Februari. “Tersangka berinisial RP pekerjaan wiraswasta, alamat Menteng Jakpus. Kerugian Rp300 juta.”

Lihat juga: Putusan MK: Presiden Tidak Perlu Cuti Kampanye

Saat RP ditangkap, polisi mengamankan sejumlah barang bukti antara lain masker, kartu ATM, Laptop, dan Ponsel. “Masker saat tersangka mengakses di ATM, 1 buah ATM, 2 buah ATM warna putih yang sudah ada duplikasi data, laptop, HP dan peralatan skimming,” ucap dia. damqq

Sementara itu, sumber CNN yang merupakan kerabat RP mengaku kaget mendengar kabar penangkapan itu. Dia berharap aparat kepolisian dapat melakukan tugasnya dengan benar untuk melakukan penyidikan.

“Saya belum sempat mengecek karena baru dengar kabar itu. Kami keluarga kaget dan enggak ada komentar untuk saat ini,” kata sumber yang enggan disebut namanya itu.

Pihak BCA juga menyerahkan kasus ini kepada kepolisian untuk diselediki lebih lanjut. “Itu sudah ranah pihak yang berwajib. Untuk detail dan keakuratan ditanyakan ke Polda saja. Kami menunggu pihak berwajib,” kata Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra.

Lihat juga: Cerita Agum Gumelar Soal SBY Ikut Teken Pemecatan Prabowo

Dari laman Linked in RP diketahui merupakan direktur perusahaan minyak dan gas Asiabumi Petroleo.

RP merupakan lulusan University of New South Wales (UNSW), Australia dengan gelar sarjana perdagangan dan salah satu program studinya merupakan perbankan.