Tag: Iran

Bertemu Petinggi Pemberontak Houthi, Iran Kecam Saudi

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Jakarta, Posmetro Indonesia – Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan kembali dukungannya terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Hal itu dinyatakan Khamenei saat bertemu juru bicara Houthi, Mohammed Abdul Salam di kediamannya di Taheran, Selasa (13/8).

Pertemuan tersebut berlangsung setelah pasukan Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung Uni Emirat Arab berhasil merebut kota pelabuhan Aden, Yaman pada Sabtu (10/8) lalu.

Lihat juga: WNI Ditangkap Saat Akan Pulang Kampung Sebab Jual Uang Palsu

“Saya mendeklarasikan dukungan saya kepada mujahidah yang berjuang di Yaman,” ujar Khamenei dalam sebuah pernyataan.

Pemimpin Iran itu juga menuduh Arab Saudi dan UEA telah berkomplot untuk membagi Yaman.

“Saudi dan UEA serta pendukung mereka telah melakukan kejahatan besar di Yaman. Mereka mencoba memecah Yaman. Komplotan ini harus ditentang secara tegas dan Yaman yang bersatu dengan integritas kedaulatan harus didukung,”  kata Khamenei.

Sementara itu, Khamenei juga mengecam ketidakpedulian negara Barat terhadap aksi kejahatan yang terjadi di Yaman.

“Sikap anti AS dan anti Barat di Republik Islam Iran bukan merupakan fanatisme. Sebaliknya, mereka berdasarkan kenyataan, tindakan para politisi AS  dan negara Barat yang berpura-pura manusiawi, beradab dan etis padahal melakukan kejahatan terburuk dan berbicara tentang hak asasi manusia,” ujar Khamenei.

Dikutip AFP, Amerika Serikat dan para sekutu Baratnya diketahui terus meningkatkan penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA, meskipun datang protes keras dari masyarakat internasional.

Lihat juga: Anak Tewas Kepanasan di Mobil, Ibu Terlelap Tidur Siang

Di sisi lain, Saudi dan UEA kerap menuduh Iran yang menyediakan senjata kepada kelompok pemberontak Houthi, termasuk rudal balistik. Namun, semua tuduhan tersebut secara tegas dibantah oleh Teheran.

Sementara itu, kekalahan pendukung Presiden Yaman, Abedrabbo Mansour Hadi yang didukung oleh Arab Saudi menunjukkan adanya perbedaan ambisi dari mitra-mitra koalisi utama Yaman serta mengancam akan melemahkan perjuangan Yaman melawan kelompok Houthi.

Konflik antar pemberontak Houthi dan pemerintahYaman telah menewaskan puluhan ribu korban jiwa serta menelantarkan lebih dari 3 juta penduduk sejak 2015 lalu.

Lihat juga: Polisi Hong Kong Tembakan Gas Air Mata ke Demonstran

Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun melaporkan ada sekitar 20 juta warga Yaman yang membutuhkan bantuan kemanusiaan akibat konflik.

Amerika Serikat telah menyeru serangan siber ke Iran

siber

Jakarta, Posmetro Indonesia – Militer AS dilaporkan telah mengorganisasi serangan siber dunia maya terhadap Iran setelah insiden pesawat pengintai AS ditembak jatuh setelah menerobos Iran, Kamis (20/6). Menurut laporan, serangan itu diduga meretas sistem komputer Iran yang mengendalikan roket dan rudal mereka.

Seperti dilansir Associated Press, Minggu (23/06), menurut sumber-sumber AS, Presiden Donald Trump menyetujui serangan itu. Dia juga diduga merancang serangan konvensional untuk membalas Iran.

Lihat juga: Pemimpin Hong Kong Menunda Pembahasan RUU Ekstradisi

Serangan itu menargetkan meretas sistem komputer Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). AS memasukkan mereka ke dalam daftar kelompok teroris.

Serangan siber ini adalah tahap lanjut dari perselisihan antara AS dan Iran. Kedua belah pihak disebut juga saling bertempur di dunia maya.

Selama beberapa pekan terakhir, sejumlah peretas yang diduga bekerja untuk Iran meretas beberapa sistem komputer lembaga-lembaga pemerintah swasta di AS seperti keuangan serta minyak dan gas. Para peretas juga menyebar serangan siber melalui surel dengan teknik phising.
Serangan itu menargetkan meretas sistem komputer Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). AS memasukkan mereka ke dalam daftar kelompok teroris.

Serangan siber ini adalah tahap lanjut dari perselisihan antara AS dan Iran. Kedua belah pihak disebut juga saling bertempur di dunia maya.

Selama beberapa pekan terakhir, sejumlah peretas yang diduga bekerja untuk Iran meretas beberapa sistem komputer lembaga-lembaga pemerintah swasta di AS seperti keuangan serta minyak dan gas. Para peretas juga menyebar serangan siber melalui surel dengan teknik phising.

Lihat juga: Polisi Hong Kong Menangkap 11 Pengunjuk Rasa Setelah Kerusuhan

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan mereka tahu serangan cyber terhadap negara Paman Sam telah meningkat. Mereka mengatakan mereka menyaksikan serangkaian dugaan serangan oleh Iran.

“Di saat-saat ketegangan, sangat penting bagi semua pihak untuk waspada terhadap serangan Iran di dunia maya dan untuk memberikan pertahanan yang memadai,” kata pernyataan dari Kementerian Keamanan Dalam Negeri.

Iran menembakkan drone AS pada hari Kamis karena diduga memasuki perairan teritorial mereka. Selain itu, mereka juga hampir menembak jatuh pesawat pengintai Boeing P-8 Angkatan Laut AS, membawa puluhan awak.

Ini bisa memicu kemarahan Trump dengan memerintahkan serangan balik dengan mengerahkan pesawat perang dan kapal perang mereka di Mediterania. Namun, perintah itu dibatalkan dan Trump meminta pemerintah Iran untuk berdialog.