Tangkuban Parahu Mereda, Masyarakat Diminta Tetap Jauhi Kawah

Tangkuban Parahu
Gunung Tangkuban Parahu pascaerupsi.

Bandung, Posmetro Indonesia – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyatakan terdapat penurunan aktivitas Gunung Tangkuban Perahu.

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani mengatakan kondisi gunung pada Minggu (28/7) menunjukkan gejala penurunan, baik dari hasil pengamatan visual maupun pada kegempaan.

Lihat juga; Tangkuban Perahu Erupsi, 15 Wisatawan Alami Sesak Nafas

“Kalau pada sebelumnya teramati secara visual adanya embusan abu yang berwarna kelabu pada saat erupsi, pada sore ini hanya teramati embusan gas berwarna putih tipis dengan ketinggian 50 meter dari dasar kawah,” kata Nia, Minggu (28/7).

Dia mengatakan kawah mengeluarkan gas warna putih tipis. Hal itu mengindikasikan tidak ada lagi material abu yang keluar dari Kawah Ratu. Adapun gas-gas dominan yang keluar hanya uap air.

Selain itu, lanjutnya, penurunan juga teramati dari sisi kegempaan.

Lihat juga; Tak Ada Baca Alquran di Harlah PKB, Said Aqil Tegur Cak Imin

“Kalau sebelumnya gempa embusan pada saat sebelum dan menjelang erupsi itu bisa rata-rata 400 kejadian per hari, untuk hari ini pukul 06.00 – 12.00 hanya terekam sekitar 17 gempa embusan,” ujarnya.

PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari Kawah Ratu. Namun demikian, lanjut Nia, rekomendasi itu hanya bersifat sementara.

“Dalam 2 hari kedepan, kami akan terus melakukan evaluasi untuk meninjau kembali perlu atau tidaknya terhadap perubahan rekomendasi ini,” katanya.

Meski aktivitas Gunung Tangkuban Perahu sudah menurun, menurut Nia, masih terekam kegempaan tremor. Artinya, kondisi tersebut masih belum stabil seperti kondisi semula sebelum terjadinya erupsi.

Lihat juga: Peringatan Harlah PKB, Jusuf Kalla Sampaikan Salam dari Jokowi

“Gempa tremor ini mengindikasikan bahwa masih ada aktivitas di bawah kawah,” katanya.

Gunung Tangkuban Perahu sendiri memiliki karakteristik erupsi freatik. Erupsi ini terjadi karena adanya panas dibawah permukaan berinteraksi dengan uap air.

“Jenis erups freatik memiliki gejala yang tidak jelas. Karena itu selalu di Gunung Tangkuban Perahu ini kita waspada terhadap potensi erupsi freatik dan hujan abu disekitar kawah tanpa gejala vulkanik yang tidak jelas dan tiba-tiba,” kata Nia mengakhiri.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *